Friday, October 30, 2009
Fantasy
Thursday, October 29, 2009
29 Oktober 2009
Monday, October 26, 2009
ingin bermetamorfosis
Wah sudah lama sekali engga pernah menulis. Entah mengapa ide-ide di kepala ini selalu tidak bisa dikeluarkan menjadi tulisan. Padahal banyak sekali pengalaman-pengalaman yang ingin dibagi. Sejauh ini hampir 8 bulan saya sudah memasuki dunia pekerjaan. Bisa dibilang masih sedikit pengalaman yang bisa diambil, tapi bagi yang menjalaninya serasa bagaikan sewindu! :)
Sampai dengan bulan Oktober ini, ada beberapa teman saya yang telah mengalami metamorfosis. Dari seorang perempuan menjadi seorang ibu, dari single menjadi dobel, dari tidak kawin menjadi kawin. Tapi ada juga yang masih statis, tapi pastinya banyak pengharapan.
Rasa-rasanya bagi perempuan seumuran saya menikah merupakan perbincangan yang sangat menarik. Bagi sebagian orang mungkin menjadi menyebalkan. Hehehe, dan saya mengalami kedua sisi ini. Kadang sangat menyenangkan dan berharap segera memasuki dunia perkawinan itu, disisi lain saya juga merasa muak dengan orang-orang yang membicarakan topik ini. Sebabnya karena saya merasa masih terlalu jauh untuk menuju kesana. Banyak hal-hal yang belum saya punya. Dan akhirnya menjadi sedikit depresi membayangkan siapakah yang akan menjadi pasangan saya kelak. “Apakah dia jodoh saya?”, “Akankah saya menikah dengannya?”, “kapan dia melamar saya?”, “nanti rumah tangga saya bahagia apa engga?”, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memusingkan.
Pada intinya saya menyimpulkan bahwa saya belum diberi waktu yang tepat untuk menikah. Itulah mengapa jalannya masih belum dipermudah. Mungkin saya harus lebih banyak belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Karena memasuki gerbang pernikahan, sedikit banyak akan merubah kehidupan kita..
Tahun ini juga harapan saya amat besar untuk sebuah perubahan. Perubahannya seperti apa saya tidak bisa menjelaskan, tapi yang jelas kearah yang lebih baik. Untuk mencapai perubahan itu saya juga melalui beberapa proses perjalanan. Dan diantaranya ada yang kurang enak, tapi saya berusaha mengambil hikmahnya. Semakin dewasa saya merasa kehidupan semakin berat, tapi justru disitulah kedewasaan saya diuji. Jika pada saat ini saya kalah, maka saya akan menjadi pecundang dalam kehidupan.
Di tahun ini juga saya merasa tidak mudah menjadi perempuan. Banyak usaha dan pengorbanan juga yang harus dilakukan. Dan benar, ditengah tekanan yang saya rasakan, saya juga harus menenangkan hati yang lain. Menenangkan hati orang terkasih saya, yang juga tengah mengalami fase yang sama. Disini saya juga belajar toleransi dengan pasangan. Nantinya kelak kita menikah saya pasti mengalami hal yang sama. Bertoleransi dan saling mengerti akan menjadi hal yang harus dibiasakan. Pada akhirnya saya juga belajar ikhlas dan bersabar. Memang sangat berat menjalaninya, mudah-mudahan saya sanggup sampai tujuan saya tercapai.